Kamis, 30 Maret 2023

Waspada Cuaca Ekstrem di Jabar, BMKG: Tata Lingkungan Supaya Ditingkatkan

- Senin, 27 Februari 2023 | 17:33 WIB
BMKG mewanti-wanti cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia sepekan ke depan. (Sumber: Twitter @/InfoHumasBMKG)
BMKG mewanti-wanti cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia sepekan ke depan. (Sumber: Twitter @/InfoHumasBMKG)

RADARCIANJUR.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memonitor, mengenai perkembangan kondisi cuaca di seluruh Indonesia.

Berdasarkan data analisis cuaca terbaru, terdapat potensi signifitakn dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di Indonesia khususnya di Jawa Barat.

Kondisi dinamika atmosfer tersebut dapat memicu peningkatan curah hujan seperti peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan, intensifikasi seruakan dingin Asia signifikan di wilayah Indonesia bagian barat yakni +10.0 (normal < +10), SST anomaly berada pada +0.5 s/d +3.0 derajat celcius, sehingga dapat membuat kecepatan angin permukaan dan meningkatkan potensi awan hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk Jawa Barat.

BMKG Baca Juga: Waspada Copet di Angkum, Handphone dan Barang Berharga Kerap jadi Sasaran, Polisi Segera Diterjunkan

Sirkulasi siklonik terpantau di sebelah Barat Daya Lampung, yang mendukung terbentuknya pertemuan massa udara atau konvergensi di sepanjang pesisir Barat Sumatra dan Pulau Jawa, sehingga berpengaruh pula terhadap peningkatan curah hujan, kecepatan angin permukaan serta peningkatan tinggi gelombang di sekitar.

"Terpantaunya beberapa aktifitas gelombang atmosfer, yaitu gelombang Kelvin di pesisir selatan Jawa dan Rossby Ekuatorial berada di Jawa Timur, Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk wilayah Jawa Barat," ujar Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat, Indra Gustari.

Indra pun berpesan kepada pihak-pihak terkait untuk memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan.

Turut juga melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol serta melakukan program penghijauan secara lebih masif. Pohon yang sudah lapuk atau tua pun turut dipangkas, guna menghindari terjadinya kecelakaan yang dapat berbahaya bagi masyarakat.

"Peningkatan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi pada kondisi tersebut. Selain itu juga, harus gencar melakukan sosialisasi, edukasi dan literasi secara lebih masif untuk menigkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi," tutup dia.***

Editor: Dadan Suherman

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X