RADARCIANJUR.com - Perkembangan ekonomi di Kabupaten Cianjur belum sempurna. Lantaran, selama ini, Kota Santri belum memiliki Kantor Akuntan Publik (KAP).
Keberadaan KAP, bisa dibilang cukup diperhitungkan. Hampir setiap perusahaan membutuhkan akuntan publik, terlebih untuk perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas dan sifatnya terbuka.
Sehingga, kebutuhan profesi akuntansi publik ini semakin meningkat dan banyak dicari. Bahkan, sudah diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2011.
Baca Juga: Ramadhan Tinggal Menghitung Hari, Bupati Cianjur Sarankan Warga Tunjuk Aplikator Bangun Rumah
"Saat ini, tengah krisis akuntan. Kalah jauh dengan Negara Thailand. Perusahaan banyak, tapi untuk akuntan sangat sedikit dan tidak sebanding. Sehingga kekurangan," ujar Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur, Dr H Endang Jumal, Lc, MA, M.Si, M.Ak, IFP.
Hingga saat ini, lanjut Endang, Cianjur sama sekali belum ada KAP. Berbeda dengan kota kabupaten di sekitar Kabupaten Cianjur yang sudah tersedia KAP. Lantaran, KAP sebagai salah satu implementasi dari konteks ekonomi.
Akan tetapi, Endang menilai, literasi ekonomi masyarakat di Indonesia, khususnya Kabupaten Cianjur masih rendah mengenai keuangan. Dasar tersebut menjadi salah satu faktornya.
"Di Kabupaten Cianjur sendiri tidak ada KAP. Tiga tahun kebelakang ini, sangat-sangat jauh. Faktor salah satunya, literasi masyarakat mengenai keuangan. Sehingga sangat diperlukan adanya KAP di Kabupaten Cianjur. Hal itu sebagai salah satu implementasi dari konteks ekonomi. Daerah lain sudah ada, tapi kenapa Cianjur belum ada?," jelas dia.***
Artikel Terkait
Pengamat Ekonomi Unsur Cianjur: Momen Hari Besar Jadi Budaya Harga Sembako Naik
FEBI UNSUR Gelar Seminar Internasional Akuntansi Syariah, Perbankan dan Ekonomi: Prospek Akuntansi Syariah
Ajang Kebangkitan Ekonomi Syariah Indonesia, FEBI Unsur Gelar Seminar Internasional
Pengamat Ekonomi Unsur Cianjur Sebut, Era Digital Perlu Diterapkan Bagi Pelaku UMKM
Filantropi Islam Generasi Zillenial Pengembangan EKonomi Kreatif FEBI UNSUR