Rabu, 7 Juni 2023

Diskoperdagin Cianjur Menduga Kenaikan Harga Telur Disebabkan Hal Ini, Meroket Hingga Rp32 Ribu Perkilo

- Selasa, 23 Mei 2023 | 09:29 WIB
Pedagang telur di Pasar Induk Cianjur (PIC) Agus Salim saat menjajakan dagangannya.  Foto: Bayu Nurmuslim/ Radar Cianjur
Pedagang telur di Pasar Induk Cianjur (PIC) Agus Salim saat menjajakan dagangannya. Foto: Bayu Nurmuslim/ Radar Cianjur

RADARCIANJUR.com - Harga telur lagi-lagi naik. Padahal, Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah sudah lama berlalu. Biasanya, kenaikan harga bahan pokok terjadi menjelang peringatan hari-hari besar. Tapi, kondisi itu tidak berlaku bagi saat ini.

Kenaikannya cukup melesat. Sebelumnya, harga telur dikisaran Rp29 ribu per kilogram (/kg). Setelahnya, naik menjadi Rp30 ribu perkilogram, lalu pekan berikutnya menjadi Rp32 ribu perkilogram

Data kenaikan tersebut diungkapkan Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperdagin) Kabupaten Cianjur.

Diskoperdagin menduga, kenaikan tersebut karena adanya harga pakan ayam petelur, yang merembet terhadap harga jual telur di pasaran.

Baca Juga: Harga Telur Mahal Kena Imbas Warung Nasi di Cianjur: Ukurannya Tak Dikurangi

"Biasanya kenaikan ini dipicu oleh kebutuhan yang tinggi. Kenaikannya sudah satu pekan, sebelumnya pernah di bawah Rp30 ribu," ujar Analis Perdagangan Bidang Perdagangan Diskoperdagin Kabupaten Cianjur, Tatang Sulaeman.

Selain adanya kenaikan pakan ayam, kebutuhan telur yang tinggi juga menjadi pemicu harga tersebut naik. Tapi kenaikan harga telur masih dirasa tidak akan berdampak terhadap bahan pokok lainnya.

Masih aman dan tidak jadi tolak ukur. Namun, kenaikan ini masih dianggap wajar? Ya, lantaran stok dan ketersediaan telur di Kabupaten Cianjur masih aman.

"Kalau permintaan banyak dan stok tersedia, itu masih normal," tuturnya.

Baca Juga: Pedagang di Cianjur Sebut, Program Bansos Jadi Biang Kerok Harga Telur di Pasar Meroket

Langkah antisipasi yang dilakukan pihak Diskoperdagin Kabupaten Cianjur mendatangi setiap pengusaha telur ayam. Peninjauan stok juga dilakukan dan melakukan pendataan.

Lagi-lagi dari temuan peninjauan tersebut, harga pakan yang masih impor jadi salah satu penyebab di hulu terjadinya kenaikan telur ayam.

"Kami mengimbau untuk pasokan ke pengusaha telur ayam. Sempat muncul itu dari harga pakan yang masih impor," paparnya.

Menjerit lagi masyarakat. Itu dirasakan oleh Titim (60) pemilik warteg di Jalan Pangeran Hidayatullah, Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur.

Pasrah saja kenaikan harga telur yang sudah meroket. Tapi tidak berani juga untuk menaikan harga jualan di wartegnya yang menggunakan bahan baku telur.

Halaman:

Editor: Dadan Suherman

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X