RADARCIANJUR.com - Pengamat Ekonomi Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur, Irpan Jamil menilai, kenaikan harga telur ayam saat ini, disebabkan karena ada hambatan pada rantai usaha telur.
"Mungkin ada hal yang memang ada hambatan, apakah di distribusi atau di produksi. Dilihat dari beberapa sektor, kemungkinan di produksinya ada kendala," ujarnya.
Menurut Irpan, harusnya hal tersebut tidak perlu terjadi jika peran pemerintah bertindak cepat mencari akar permasalahan dan mencari solusi. Lagi Ipan menambahkan, belum ada tangan pemerintah dalam menuntaskan permasalahan tersebut.
Baca Juga: Pengamat Ekonomi Unsur Cianjur Sebut, Aksi Sunat Honor Pantarlih di Cibeber Motif Ketidakpuasan
Dari kacamatanya, kenaikan ini dinilai luar kenormalan. Irpan pun sependapat dengan Diskoperdagin Kabupaten Cianjur. Kenaikan pakan bisa jadi menjadi salah satu faktor terjadinya kenaikan harga telur di pasaran.
Sehingga dampaknya, harga beli dari peternak mau tidak mau dinaikan agar bisa memutar kembali keuntungan dan biaya produksi untuk pakan ayam petelur.
"Kasihan masyarakat, melihat harga pasar. Belum ada peran pemerintah yang saya lihat. Diluar kenormalan kenaikan harga ini," terangnya.
Ada dampak jika dibiarkan harga telur terus seperti saat ini. Bisa berpengaruh terhadap bahan pokok lainnya. Apalagi, telur menjadi pilihan masyarakat untuk memenuhi protein hewani.
"Jika dibiarkan, bisa jadi berpengaruh. Bisa jadi sekarang telur, nanti bahan pokok lainnya. Karena kan telur juga sumber protein. Saat masyarakat beralih ke bahan pokok lainnya dan permintaan tinggi, ini bisa ikut juga naik," tutupnya.***
Artikel Terkait
Pemkab Cianjur Siapkan Regulasi Stabilkan Harga Telur dan Daging Ayam
Sepekan, Harga Telur Ayam di Cianjur Tembus Rp27 Ribu Perkilo
Pedagang di Cianjur Sebut, Program Bansos Jadi Biang Kerok Harga Telur di Pasar Meroket
Harga Telur Mahal Kena Imbas Warung Nasi di Cianjur: Ukurannya Tak Dikurangi
Diskoperdagin Cianjur Menduga Kenaikan Harga Telur Disebabkan Hal Ini, Meroket Hingga Rp32 Ribu Perkilo