RADARCIANJUR.com- Bupati Cianjur, Herman Suherman saat tengah melakukan kunjungan Desa Manjur ke Desa Salagedang Kecamatan Pagelaran, orang nomor satu di Kabupaten Cianjur tiba-tiba diberhentikan oleh sejumlah warga saat akan kembali bertolak ke Cianjur. Namun, diberhentikannya Bupati Cianjur tersebut bukan bertujuan untuk tindakan yang tidak diinginkan. Hanya saja, sejumlah warga dengan profesi petani tersebut ingin memberikan ucapan terimakasih dengan memberikan sejumlah hasil tani. Bupati Cianjur yang melihat aksi warga tersebut, langsung turun dari mobil dan menyapanya satu per satu. Perasaan senang bercampur haru terlihat dari wajah Herman. "Yang terhormat Pak Bupati, saya mewakili warga dari para petani, ingin mengucapkan terimakasih atas kesediaannya datang ke kampung kami dan berkantor disini, meskipun hanya satu hari. Buat kami, ini adalah bukti kepedulian dan kesungguhan Pak Bupati dalam memimpin. Sekedar ucapan terimakasih, kami mohon Pak Bupati berkenan menerima hadiah atau oleh-oleh dari kami berupa hasil pertanian warga," ujar Engkos (40), perwakilan para petani. Sepengetahuannya selama ini, baru saat ini ada bupati yang bersedia datang dan mengajak warga berdialog dengan gaya yang merakyat, santai, akrab dan sekali-kali berguyon yang mengundang tawa warga. "Buat saya ini merupakan kebanggaan. Kami semua senang punya bupati atau pemimpin seperti Pak Herman yang bukan saja dekat, tapi juga peduli terhadap rakyatnya. Beliau orangnya sangat sederhana, merakyat dan pintar. Tidak ada tanda sedikitpun kalau beliau orang sombong. Itu terlihat saat beliau menyapa satu per satu warga yang ditemuinya," ungkapnya. Merespon warga yang mencegatnya itu, Herman pun tak kehilangan cara untuk mengekspresikan perasaan senangnya dengan memeluk satu satu warga. Bahkan, ada diantaranya yang meneteskan air mata saking senangnya dipeluk sang Bupati. "Jujur, sebagai Bupati, saya sangat terharu. Mereka begitu tulus membawakan saya beberapa jenis hasil tani karena mereka senang atas kunjungan saya ke kampung ini," terangnya. Namun, pemberian oleh-oleh dari rakyat kepada pemimpinnya semacam itu harus dimaknai lebih dalam, bahwa sebagai pemimpin dirinya harus lebih peduli kepada nasib rakyat. "Kalau rakyat saja peduli kepada pemimpinnya, maka kebangetan jika ada pemimpin yang tak peduli kepada rakyatnya. Karena itu, buat saya, perhatian rakyat seperti itu harus dimaknai sebagai pendorong untuk lebih sungguh-sungguh memperhatikan nasib rakyat," paparnya. (kim)