RADARCIANJUR.com- Kementrian agama (Kemenag) Cianjur mengunjungi Ponpes Al- Qodiriyah, di kampung Pasantren, RT 08, RW 05 Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber yang merupakan pesantren pelopor budidaya buah melon di Kabupaten Cianjur, Minggu, (04/09/2022). Pengelolaan budidaya melon di kebun yang dinamai Green House telah berstandar internasional. Pesantren Al-Qodiriyah melibatkan santri-santri dalam hal penanaman dan pemeliharaan hingga panen Hal tersebut termasuk salah satu implementasi program prioritas kemenag yakni Kemandirian Pesantren. Dalam kunjungannya Kepala Kemenag Cianjur Asep Hidayat berkesempatan mencoba beberapa jenis buah melon yakni Inthanon asal Thailand, melon kingshow asal Jepang dan satu jenis melon asli Indonesia yang masing-masing memiliki rasa manis saat dirasakan lidah. Kepala Kemenag Cianjur Asep Hidayat mengatakan, budidaya melon di Pesantren Al-Qodiriyah merupakan program skala prioritas Kementrian pusat bahwa pesantren harus memiliki sumber daya kuat dan ekonomi berkelanjutan. "Dalam menopang 3 fungsi pesantren yaitu pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat," katanya. Ia menjelaskan, selama ini sumber daya ekonomi pesantren hanya mengandalkan dari Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), tabungan kia pribadi dan bantuan pemerintah atau perusahaan. "Jika hanya mengandalkan itu saja, pesantren tidak akan berkembang. Maka harus ada sumber ekonomi lain selain ketiga itu," ujarnya. Sementara itu, pimpinan Pesantren Al-Qodiriyah Ustad Hasan Basri mengaku, telah memanen melon-melon itu sebanyak dua kali. Green House yang merupakan tempat budidaya melon telah berdiri selama satu tahun dan telah memiliki alat-alat modern. "Jadi ini berkah silaturahmi ke Al- Itipak di Ciwidey Bandung dan beliau Kiai Fuad yang mengagas pendirian Green House yang dibantu juga dana CSR Bank Indonesia Cabang Provinsi Jawa barat," ujarnya. Ustad Hasan Basri menambahkan, saat ini Green House budidaya melon masih kekurangan kantor dan tempat peristirahatan sebagai sarana penunjang. "Saya berharap ada perhatian dari Kemenag Cianjur, mengingat kami sering kebingungan menerima siswa dan siswi PKL karena ketersediaan fasilitas yang belum lengkap," pungkasnya. (byu)