RADARCIANJUR.COM, BOGOR – Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor memiliki mahasiswa yang berasal dari berbagai penjuru di seluruh Indonesia. Tidak terkecuali Pauzan, Pemuda Keluarga Orang Rimba alias Suku Anak Dalam.
Pauzan yang kini duduk di Semester V, Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan bertekad menyelesaikan kuliahnya, mengejar gelar Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P).
Jika lulus nanti, Pauzan akan jadi generasi pertama Suku Anak Dalam yang bisa menyandang gelar sarjana.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo meyakini melalui pendidikan vokasi pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] akan hadir para petani milenial yang berkualitas.
"Dengan pendidikan vokasi, kami berharap hadir petani milenial yang mampu memberikan inovasi dalam pertanian, karena bagaimanapun, masa depan pertanian berada di pundak generasi milenial," katanya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan bahwa petani milenial mempunyai peran penting dalam melanjutkan pembangunan di sektor pertanian.
"Sehingga, dibutuhkan dukungan dari SDM pertanian. Selain itu SDM pertanian adalah pengungkit terbesar produktivitas pertanian. Maka pendidikan vokasi menjadi salah satu kunci terhadap cikal bakal lahirnya petani milenial," kata Dedi.
Kisah menyentuh perjuangan Pauzan ini membuat Rahmat Triguna alias Mamato tertantang untuk mengangkat perjalanan hidup Pauzan menjadi film dokumenter.
Bersama dengan produser Noor Huda Ismail dan Annisa Triguna, Mamato menggandeng Kreasi Prasasti Perdamaian untuk memproduksi film dokumenter berjudul Pulang Rimba.
Sutradara film Pulang Rimba, Mamato menyebut pemilihan judul “Pulang Rimba” salah satunya melihat semangat Pauzan yang nantinya ingin kembali pulang ke sukunya mengembangkan pertanian di sana.
“Ini adalah sekuel pertama, ke depan akan ada sekuel film selanjutnya dari kisah Orang Rimba atau Suku Anak Dalam yang menempuh pendidikan tinggi,” ujar Mamato.
Film berdurasi 15 menit ini mengisahkan tentang tantangan Pauzan menempuh pendidikan tinggi. Tantangan yang dihadapi mulai dari geografis wilayah hingga persoalan adat yang turun-temurun dipercaya.
Pauzan bercerita, pendidikan Suku Anak Dalam cukup ditakutkan para orangtua. Sebabnya, ada anggapan jika semakin tinggi pendidikan maka akan pergi jauh merantau.
Data teranyar dari dinas sosial setempat, hingga Juli 2022 dari sekitar 4000 Orang Rimba, hanya 117 yang bersekolah dan 4 di antaranya yang berkuliah.
Artikel Terkait
Dukung “Genta Organik” Polbangtan Kementan Libatkan Pemda Kalimantan Utara
Perpustakaan Polbangtan Kementan Raih Akreditasi A
Mahasiswa Polbangtan Kementan Produksi Nata De Aloevera Minuman Segar Kaya Khasiat dari Olahan Lidah Buaya
Agroeduwisata, Polbangtan Kementan Kenalkan Dunia Pertanian dan Tanaman Organik Sejak Usia Dini
Mood Booster, Oyster Jamur Crispy Cemilan Kreasi Mahasiswa Polbangtan Kementan
Keren, Mahasiswa Polbangtan Kementan Ini Sukses Beternak Sapi sambil Kuliah
Miliki Banyak Potensi, Polbangtan Kementan Pastikan Regenerasi Petani di Subang Berjalan Baik
Terpilih Jadi Duta Polbangtan Kementan 2023, Inilah Sosok Firdaus Alfarizi Kurniawan
Miliki Segudang Prestasi, Mahasiswi Polbangtan Kementan Terpilih Jadi Duta Polbangtan/PEPI 2023
Dendeng Manihot, Olahan Daun Singkong Lezat, Kreasi Mahasiswa Polbangtan Kementan