RADARCIANJUR.com - Delapan persen wilayah Indonesia masuk musim kemarau pada akhir April. Hal itu disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
”Berdasar jumlah ZOM (Zona Musim) sebanyak delapan persen wilayah Indonesia masuk musim kemarau," ujar Plt Deputi Bidang Klimatologi, BMKG Dodo Gunawan seperti dilansir dari Antara dan Jawapos, Senin (24/4).
Dodo memaparkan wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh bagian timur, Sumatera Utara bagian timur, Riau bagian selatan, sebagian kecil Nusa Tenggara, Gorontalo bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian timur, Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Kepulauan Maluku, dan sebagian Maluku Utara.
Baca Juga: Jalur Menuju Puncak Diberlakukan One Way, Arus Lalin Pusat Kota Cianjur Padat
Dia juga menyampaikan, pada dasarian III April, sejumlah wilayah umumnya diprediksi mengalami curah hujan berada di kriteria rendah hingga menengah (20-150 mm/dasarian).
Menurut Dodo, wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kriteria rendah atau kurang dari 50 mm/dasarian berada di sebagian besar Maluku Utara dan Maluku, sebagian Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Papua Barat dan Papua.
Sementara itu, wilayah yang diprakirakan mengalami hujan kriteria menengah (50-150 mm/dasarian) berada di sebagian besar Papua Barat dan Papua, sebagian Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku Utara, dan Maluku.
Baca Juga: Ibu Asal Sukabumi Terpaksa Melahirkan di Ambulan Karena Terjebak Maceti di Exit Tol Bocimi
Sedangkan wilayah yang diprediksikan mengalami hujan kategori tinggi- hingga sangat tinggi atau lebih dari 150 mm/dasarian meliputi Jawa Barat bagian barat dan selatan, Flores Barat, Kupang, Sulawesi Selatan bagian utara.***
Artikel Terkait
BMKG Sebut, Awan Konvektif jadi Pemicu Hujan Lebat Intensitas Kuat di Cianjur
Suara Gemuruh Saat Gempa Susulan Senin Subuh, BMKG: Saya Tidak Yakin Ada
BMKG : Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter di Perairan Selatan Cianjur
BPBD Cianjur Masih Tunggu Kajian BMKG Soal Status Laik Tanah di Sukanagara Pasca Pergerakan
BMKG Beberkan Apa Itu Gerhana Matahari Hibrida dan Cara Mengamatinya