Istana Cipanas: Tempat Peristirahatan yang Penuh Sejarah dan Keindahan

RADARCIANJUR.Com, Istana Cipanas adalah salah satu Istana Kepresidenan yang terletak di kaki Gunung Gede, Jawa Barat. Istana ini dibangun sebagai tempat peristirahatan dan persinggahan presiden dan pejabat negara. Istana ini memiliki luas areal sekitar 26 hektare dengan bangunan-bangunan bergaya tradisional dan taman-taman yang asri. Istana ini juga memiliki sumber air panas alami yang mengandung belerang di dalam kompleksnya.

Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Istana Cipanas:

Istana Cipanas adalah salah satu dari enam Istana Kepresidenan Indonesia yang terletak di kaki Gunung Gede, Jawa Barat. Istana ini dibangun sebagai tempat peristirahatan dan persinggahan presiden dan pejabat negara.

Istana Cipanas memiliki luas areal sekitar 26 hektare, tetapi hanya sekitar 7.760 meter persegi yang digunakan untuk bangunan. Selebihnya dipenuhi dengan tanaman dan kebun tanaman hias yang asri, kebun sayur dan tanaman lain yang ditata seperti hutan kecil.

Baca Juga: 7 Fakta Penting dan Menarik Seputar Istana Cipanas, Pernah Terjadi Peristiwa Penting Lho

Istana Cipanas memiliki sumber air panas alami yang mengandung belerang di dalam kompleksnya. Kata “Cipanas” sendiri berasal dari bahasa Sunda, yaitu ci atau cai yang berarti “air” dan panas yang berarti "panas". Air panas ini dapat digunakan untuk mandi atau berendam.

Gaya arsitektur Istana Cipanas berbeda dari istana-istana lainnya. Istana ini tidak terkesan mewah, tetapi anggun karena memiliki bentuk bangunannya bergaya tradisional sebagian besar bangunan terbuat dari papan dan kayu.

Istana Cipanas pernah menjadi saksi sejarah penting bagi Indonesia. Pada tahun 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekret Presiden 5 Juli 1959 di istana ini yang menetapkan kembali UUD 1945 sebagai dasar negara. Pada tahun 1965, Presiden Soeharto mengadakan pertemuan rahasia dengan para jenderal di istana ini untuk membahas rencana penumpasan PKI.

Istana Cipanas juga menjadi tempat mencari inspirasi bagi Presiden Soekarno. Beliau sering menulis pidato-pidatonya di istana ini dengan bantuan mesin ketik portable miliknya. Salah satu pidato terkenal yang ditulis di istana ini adalah pidato Trikora pada tahun 1961.***