Minggu, 28 Mei 2023

Sensasi ”Pijatan” dari Pancuran Setinggi 1,75 Meter di Air Panas Banjar Peninggalan Jepang

- Senin, 17 April 2023 | 09:30 WIB
BANYAK BULE: Meski sudah berusia hampir 80 tahun, wisata Air Panas Banjar hingga kini masih eksis. Ini tak lepas dari penataan yang dilakukan pengelola. (Radar Bali)
BANYAK BULE: Meski sudah berusia hampir 80 tahun, wisata Air Panas Banjar hingga kini masih eksis. Ini tak lepas dari penataan yang dilakukan pengelola. (Radar Bali)

RADARCIANJUR.com - Air Panas Banjar di Buleleng, Bali merupakan kolam air panas peninggalan Jepang yang begitu konsisten menjadi salah satu destinasi favorit

Tak sulit menuju destinasi yang satu ini. Banyak rambu penunjuk di sepanjang Jalan Raya Singaraja–Gilimanuk yang menjadi pemandu para wisatawan untuk datang ke sana.

Jika badan anda pegal-pegal sangat cocok berkunjung ke Air Panas Banjar. Di sanaterdapat pancuran setinggi 1,75 meter.

Baca Juga: Soal Jaminkan SK PNS-P3K ke Bank, BKPSDM Cianjur: Itu Hak Pribadi Mereka

Saat air panas turun mengenai badan pengunjung, mereka serasa tengah menikmati sensasi ”dipijat”.

Selain itu, air panas alami dari sumber tersebut memberikan nuansa relaksasi bagi siapa pun yang menikmatinya.

Karena itu, jangan kaget jika Anda harus rela antre untuk merasakan sensasi tersebut, terutama saat memasuki akhir pekan. Sebab, pengunjungnya selalu membeludak.

Baca Juga: Klasemen Sementara usai MotoGP Amerika, Bagnaia Gagal Dekati Poin Marco Bezzecchi

Ida Made Tamu, manajer Yayasan Yeh Panes Nirmala Banjar, menuturkan, pada hari biasa tingkat kunjungan ke Air Panas Banjar hanya berkisar 60–70 orang. ”Sementara pada akhir pekan, kunjungan mencapai 150 orang per hari,” katanya seperti dilansir Jawapos.

Bahkan, sebelum pandemi Covid-19, tingkat kunjungan wisata Air Panas Banjar berkisar 200 hingga 500 orang per hari.

”Jika dibandingkan sebelum pandemi, jumlah pengunjung saat ini sebenarnya masih lebih sedikit,” ujarnya.

Sangat wajar jika destinasi tersebut begitu populer. Selain menawarkan sensasi terapi kesehatan, objek wisata itu memiliki sejarah panjang.

Baca Juga: Hasil Balapan MotoGP Amerika Serikat: Bagnaia Jatuh, Alex Rins jadi Jawara Baru

Berdasar cerita warga, sumber air panas itu ada sejak 1930-an. Warga biasa menggunakannya untuk mandi pada sore hari. Saat masa kependudukan Jepang, para tentara Nippon menguasai kawasan tersebut. Alhasil, warga tak berani mendekat.

Halaman:

Editor: Deva Sakti

Tags

Artikel Terkait

Terkini

5 Wisata di Mojokerto yang Instagramable

Rabu, 24 Mei 2023 | 15:00 WIB
X